Banyuasin,www.jejakdaerah.com – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian pada tahun 2019 menggelontorkan uang dengan nominal 860 miliar untuk Kabupaten Banyuasin dalam program Serasi. Uang sebanyak itu diperuntukan 200 ribu hektar lahan di 82 Desa dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Diharapkan dengan program Serasi ini, kesejahteraan petani bener-bener meningkat dan program berjalan sesuai dengan standar yang ada.
Tapi pada kenyataannya, selain dijadikan sebagai ajang dugaan korupsi berjemaah, program ini juga diduga amburadul. Hal ini bisa dilihat di berbagai titik kegiatan itu sendiri, bahkan para petaninya, banyak yang tidak mengetahui tentang program ini. Salah satu titik kegiatan itu terletak di Desa Upang Jaya Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.
Dimana berdasarkan informasi dari masyarakat serta Tim investigasi DPD Sumsel Aliansi indonesia yang turun langsung ke lapangan, kegiatan Serasi di Desa Upang Jaya Kecamatan Muara Telang ini, jauh dari rencana awal pembangunan apalagi untuk dikatakan sukses. Karena beberapa pintu air yang dibangun sudah pada ambruk semua, termasuk juga beberapa konektivitas atau gorong-gorong air banyak yang rusak bahkan roboh karena pengerjaan yang diduga tidak sesuai spek dan RAB.
” Selain itu juga diduga ada pintu air yang belum dibangunkan sampai sekarang. Selain itu, pekerjaan yang dilaksanakan diduga tidak sesuai dengan laporan yang diberikan, sehingga ada dugaan mark up volume kerja,” sampainya.
Bahkan ada dugaan program ini dijadikan ajang korupsi berjemaah, dengan dugaan bagi-bagi duit sekian untuk ini, sekian untuk itu. Sehingga makin menguatkan program Serasi di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan ini diduga benar-benar amburadul.
Ketua UPKK Desa Upang Jaya, Arfei belum bisa dimintai konfirmasi termasuk juga Melisa Kades Upang Jaya belum juga bisa dikonfirmasikan. Sementara ketua Gapoktan Risun menyatakan bahwa dirinya menyayangkan tindakan masyarakat yang melaporkan jebolnya pintu air di program Serasi tanpa koordinasi ke pihaknya secara langsung.
Salah seorang warga Rn(50) mengatakan akibat jebolnya pintu air dirinya menderita kerugian besar karena air pasang menggenangi lahan pertaniannya, Sabtu(18/02/2022).
Saat dikonfirmasi ketua DPD Sumsel Aliansi indonesia. Syamsoedin Djoesman dalam hal ini mengatakan, seharusnya pihak desa harus cepat di benari kembali ketika terjadi rusaknya pintu air, maupun gorong-gorong.
” ini harus menjadi perhatian kita semua, kenapa ini bisa terjadi, apakah ini human error atau faktor alam. Karena kalau dibiarkan terus-menerus akan merugikan petani yang akan memanfaatkan lahan tersebut,” ujarnya.
Pihaknya akan menindaklanjuti masalah ini dengan segera berkoordinasi kepada semua pihak. “Akan kami tindak lanjuti tentang temuan ini, namun untuk sementara saya pribadi belum dapat menyimpulkan, apakah benar yang terjadi karena kesalahan teknis atau karena faktor lain. Oleh karena itu, segera akan kami kordinasikan dengan pihak-pihak terkait,” jelasnya
Ketua KTNA Kabupaten Banyuasin yang juga menjabat sebagai Waka I DPRD Banyuasin, Sukardi SP, M.Si, Menjelaskan, Program Serasi merupakan program pusat tahun 2018/2019 dengan tujuan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani dan Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu daerah pilot project secara nasional.
“Tentunya kita sangat bersyukur dengan daerah kita mendapatkan program tersebut, terkait dengan adanya beberapa temuan pengerjaan kegiatan di lapangan yang saat ini kondisinya mungkin sudah kurang baik (ada masalah), nanti akan kita sampaikan dan koordinasikan dengan dinas/instansi terkait, dan akan kita perintahkan Komisi II DPRD Banyuasin sebagai Mitra Dinas Pertanian untuk turun meninjau ke lapangan dimana ada yang bermasalah,” jelas Sukardi.
Ia juga menambahkan, Selanjutnya dari hasil koordinasi dan temuan dari lapangan nantinya akan dicarikan solusi yang terbaik guna perbaikannya, karena hal ini tentunya akan mendukung daerah Banyuasin sebagai lumbung pangan nasional. (Tri sutrisno)